''Ekh?!!''
justru perbuatan antoch itu membuat semua orang yg ada tempat itu jadi tersentak kaget. itu adalah kejadian yg membuat takjub bagi siapa saja yg meliatnya. padahal tanpa antoch sadari telah ada beberapa orang yg berdatangan di tempat itu. mereka terpana meliat kejadian yg ada di depan mereka. tongkat ular milik datuk tongkat ular yg terkenal sakti hanya di tahan dg satu jari saja, ini sungguh luar biasa hebat. semua pada bertanya tanya siapakah pemuda bertopeng yg mampu menahan tongkat ular ki jalak ireng. pastilah orang itu memiliki tingkat tenaga dalam yg maha sempurna karna sangat mustahil menahan tongkat ular sakti hanya dg satu jari saja. benar benar menakjubkan dan itu benar benar terjadi di hadapan mereka semua.
Datuk tongkat ular mengerahkan seluruh tenaga dalamnya namun tak sedikitpun tongkatnya bisa bergerak. kini ki jalak ireng mulai sadar kalo tenaga dalam lawan jauh lebih tinggi di banding tenaga dalamnya maka ki jalak ireng mulai bergetar hatinya gentar. tapi bila dia mundur ato melarikan diri maka mukanya mau di taruh mana, pasti orang2 persilatan akan menertawakan dirinya. akhirnya ki jalak ireng nekat juga akan bertarung hidup mati melawan pemuda bertopeng itu.
''huh. hari ini aku mengadu kesaktian dg mu bocah.'' seru ki jalak ireng menarik tongkat ularnya lalu melompat lima langkah ke belakang.
antoch menghela nafas pendek, antoch sadar dg ucapan ki jalak ireng yg berarti pertarungan ini di tentuin siapa yg mati dialah yg kalah. tak ada jalan damai sama sekali. dalam hati antoch sangat menyesalkan kecerobohannya yg berbuat seperti itu tadi.
"terimalah pukulan ULAR HIJAU MEMBURU KEMATIAN ku bocah !!'' seru ki jalak ireng lantang.
ki jalak ireng memutar tongkat ularnya di depan, tubuhnya bergetar hebat mengeluarkan seluruh tenaga dalamnya. ki jalak ireng benar benar ingin mengadu kesaktian dg antoch sampe mati.
antoch menghela nafas pendek, tak ada jalan baginya untuk menghindari pertarungan adu kesaktian dg ki jalak ireng, mau tidak mau antoch harus menghadapinya dg jalan ksatria. maka dg cepat tanang kanan antoch di angkat ke atas dg telapak tangan terbuka mengerahkan tenaga dalam di telapak tangan, lalu telapak tangan itu tergenggam erat hingga berwarna keperakan. itulah pukulan matahari tingkat terakhir dari rangkaian ilmu sembilan matahari, sengaja antoch menggunakan pukulan matahari tingkat terakhir untuk menghormati lawannya. meliat dua orang yg tengah melakukan pengerahan pukulan dg tenaga dalam tinggi membuat semua orang yg ada di tempat itu langsung beranjak menjauhi tempat itu, mereka sadar bila berada di dekat dua orang yg tengah adu kesaktian itu bisa membahayakan diri mereka sendiri, salah salah mereka bisa terkena pukulan nyasar, jadi mereka berlaku mencari aman dg jalan menjauh dari tempat pertarungan adu kesaktian tersebut. ''Ekh?! pendekar pedang matahari?!'' seru salah seorang di antara mereka begitu meliat siapa yg sedang adu kesaktian dg datuk tongkat ular. ''Ekh?! pendekar pedang matahari?!!'' seru semua tercekat kaget mendengar ada yg menyebut gelar pendekar pedang matahari. siapa yg tak kenal dg gelar tersebut, gelar pendekar pedang matahari yg telah menggegerkan dunia persilatan. mereka menoleh ke arah pemuda berjubah putih dg pedang bergagang kepala naga di punggungnya. ''pendekar naga putih?!'' seru orang separuh baya cepat. ''apa benar pemuda bertopeng perak itu pendekar pedang matahari?'' ucap orang tua itu. Pendekar naga putih menoleh ke orang separuh bayu. ''paman santiko aji.'' seru panji mengenal orang separuh baya tersebut. ''benar,paman. dialah yg pendekar pedang matahari.'' ucap panji kemudian. mereka kembali memusatkan perhatiannya ke arah pertarungan antoch dg ki jalak ireng. ''ajian ular hijau memburu kematian.'' teriak ki jalak ireng keras. dari ujung tongkat yg berbentuk kepala ular melesak sinar hijau yg menderu menerjang ke arah antoch. ''pukulan matahari.'' teriak antoch lantang. dari tangan kanan antoch tergenggam keperakan melesat sinar putih keperakan mengandung hawa panas luar biasa menerjang ke arah ki jalak ireng. dua sinar pukulan sakti berada di satu garis lurus lalu bertemu di satu titik. DUAARRR !!! Ledakan maha dahsyat terdengar keras membuat tanah di tempat itu bergetar bagai terkena gempa. efek pukulan sakti yg beradu itu sampe ke tempat orang orang yg menyaksikan pertarungan itu. mereka sampe mengerahkan tenaga dalam untuk meredam efek yg di timbulkan beradunya dua pukulan sakti tersebut. orang yg memiliki tenaga dalam menengah langsung roboh tidak kuat menahan efek dahsyat dua pukulan sakti tersebut. sedang orang orang yg memiliki tenaga dalam yg dapat di andalkan tidak mengalami goncangan yg berarti. tampak sinar putih keperakan pukulan matahari menekan dan menembus sinar hijau ajian ular hijau memburu kematian dan langsung melabrak tubuh ki jalak ireng. ''uaaagkh.'' jerit k jalak ireng. tubuh ki jalak ireng terpental sepuluh tombak menabraki pohon pohon hingga bertumbangan, tubuh ki jalak ireng baru berhenti setelah menabrak batu besar. tampak tubuh ki jalak ireng jadi hitam gosong kemudian meleleh jadi abu hitam. benar bener mengerikan akibat terkena pukulan matahari. antoch hanya terseret ke belakang tiga langkah saja, dia merasakan dadanya agak nyeri di dalam, dg cepat antoch bersila mengobati luka dalamnya dg pengerahan hawa murni ke setiap aliran darahnya agar kembali normal. ''uhuk uhuk.'' antoch terbatuk pelan. ''agaknya aku terlalu memforsir tenaga dalam ku. dalam 7 hari kedepan aku tak mungkin lagi bisa menggunakan pelindung sakti ku. yaitu sindat tense. mulai sekarang aku harus berhati hati. dalam 7 hari kedepan aku hanya bisa melindungi diri ku dg ilmu sembilan bulan saja. ilmu sembilan matahari tidak akan bisa keluarkan selama 7 hari kedepan.'' batin antoch dalam hati. itulah kelemahan ilmu yg antoch miliki, bila dia menggunakan salah satu dari tiga ilmu dewa maka ilmu yg beraliran dg yg di gunakan ilmu dewa tersebut akan musnah selama beberapa hari. ini tergantung besar kecilnya tenga dalam yg di keluarkan. beruntuk tadi antoch hanya menggunakan sepertiga tenaga dalamnya karna tadi sewaktu mengerahkan pukulan matahari antoch melindungi dirinya dg ilmu pelindung raga. sehingga efek pukulan lawan dapat di buyuarkan oleh ilmu tersebut, namun akibatnya antoch harus kehilangan dua ilmunya untuk sementara waktu. yaitu ilmu mataharinya dan ilmu pelindung raga atau sindat tense. ''anak muda kamu baik baik saja?'' ucap ki rejo warang kalem sambil menyentuh pundak antoch. ki rejo warang agak mencemaskan keadaan penolongnya tersebut. antoch membuka matanya dan menatap orang tua itu lembut. ''tidak. aku tidak apa apa.'' ucapnya kalem menenangkan kecemasan orang tua di depanya itu. ''sukurlah tuan pendekar baik baik saja. saya mengira tuan pendekar terluka dalam akibat bentrokan tenaga dalam dg ki jalak ireng tadi.'' ucap ki rejo warang. antoch beranjak berdiri dari bersila. ''tidak. saya baik baik saja.'' ''antoch. kamu tidak apa apa?'' seru intan ayu cepat setelah sampe di samping antoch. antoch menoleh ke arah intan ayu lalu menggeleng cepat. ''sukurlah kamu baik baik saja. aku sudah cemas tadi meliat pertarungan adu kesaktian mu dg orang tua itu.'' ucap intan ayu menarik nafas lega. antoch tersenyum lebar mendengar itu. ''pendekar pedang matahari memang luar biasa sekali. hebat.'' ''Pendekar pedang matahari?!'' seru ki rejo warang dan beberapa orang yg ada tempat terkejut. mereka tidak menyangka kalo pemuda bertopeng perak di depan mereka adalah tokoh pendekar yg saat ini telah membuat geger dunia persilatan wilayah timur dg sepang terjangnya yg membuat semua jadi kagum.
''benarkah kisanak ini adalah pendekar besar yg saat sedang ramai di bicarakan orang? sungguh anugrah bagi kami bisa bertemu dg pendekar pedang matahari.'' ucap ki rejo warang menjura hormat sedikit membungkuk.
antoch tersenyum tipis lalu mengangguk pelan. ''maaf. kami mohon permisi dulu. intan ! ayo !'' ucap antoch lalu tanpa menunggu jawaban semua orang segera menggandeng tangan intan lalu melesat cepat dari tempat tersebut.
semua orang hanya diam terpana dg gerakan kilat pendekar pedang matahari yg sungguh luar biasa cepat bagai hilang di telan bumi.
''hmmm. sungguh luar biasa hebat ilmu meringankan tubuhnya.'' guman beberapa sambil geleng geleng kepala kagum.<br /> semua orang yg ada tempat itu segera beranjak pergi ke arah timur menuju ke lembah tengkorak.
sementara ìtu antoch yg berlari cepat dg menggandeng tangan intan ayu sudah keluar dari hutan kecil itu. mereka sampe di sebuah anak sungai yg airnya mengalir sangat jernih, di batu besar di bawah pohon cempedak yg tumbuh menjorok ke arah sungai mereka berhenti, tampak nafas antoch sangat memburu tidak seperti biasanya, agaknya antoch menyembunyikan sesuatu.
''hah hah hah. aku tidak kuat lagi.'' ucap antoch dg nafas yg terengah engah.
''antoch ! antoch ! kamu tidak apa apa?'' seru intan ayu heran dg keadaan antoch yg tidak seperti biasanya. intan memegang tangan antoch. ''ekh?!'' seru intan ayu tersentak kaget. ''tubuh mu panas. apa yg terjadi?'' intan mulai merasa cemas meliat keadaan antoch yg suhu tubuhnya panas.
''uhuk uhuk !!'' antoch batuk lalu muntah darah segar dari mulutnya. ''hehh. aahh.'' antoch mendesah lalu roboh pingsan di atas batu.
''antoch ! antoch ! antoch !'' teriak intan ayu panik.
intan ayu panik sekali meliat antoch roboh pingsan. dg cepat intan ayu mengangkat tubuh antoch, intan merasakan suhu tubuh antoch semakin tambah panas. dalam bingungnya intan ayu sekilas meliat di tebing ada goa kecil maka dg cepat intan ayu membawa antoch dg sekuat tenaga menuju goa kecil tersebut.
matahari semakin merambat naik tepat di atas kepala. gemericik air sungai terdengar memecah kesunyian siang bolong. kembali tempat itu menjadi sunyì.